ilustrasi |
Fakta
mengejutkan sekaligus memalukan bagi militer Inggris terungkap. Ribuan
mantan tentara Inggris, yang kembali usai menunaikan tugasnya di
Afghanistan, hidup di jalanan dan mengais rezeki sebagai gelandangan.
Hal
itu dilansir oleh media The Sun. Berdasarkan investigasi yang mereka
lakukan, satu kompi pasukan gelandangan eks tentara Inggris, tinggal
tersebar di bagunan-bangunan terlantar, dipinggir jalur kereta api.
Banyak
dari mereka berjuang beradaptasi dengan warga sipil, setelah mengalami
situtasi traumatik dalam garis depan perang Afghanistan.
Satu
diantara mereka, Mark yang dulunya melayani di kesatuan Kaveleri
Inggris tersebut, harus pensiun dini setelah dirinya ditembak sebanyak
lima kali oleh militan Taliban di Afghanistan.
Ia
mengkisahkan, saat tugasnya berakhir sebagai seorang tentara, ia harus
menghadapi strees paska-trauma perang, dan ia harus tinggal di sebuah
losmen murah, dimana disana, mendali penghargaanya sebagai tentara
dicuri oleh seseorang.
Namun
pria kelahiran Liverpool, Inggris tersebut mengaku bangga menjadi
seorang tentara Inggris. Kepada wartawan ia mengkisahkan kembali
bagaimana ia mendapatkan kenaikan pangkat menjadi sersan selama
melayani di kesatuan Kaveleri selama 19 tahun, dan pernah bertugas di
Irak, Afghanistan dan Irlandia Utara.
Ia
harus mengakhiri karirnya di dunia militer setelah pada bulan Oktober
kemarin, ia dikeluarkan dari kesatuannya karena menderita luka setelah
ditembak di Afghanistan.
"Saya
berasal dari keluarga militer dan tidak ada alsan bagi saya tidak
bergabung dengan Angkatan Darat. Saya sangat bangga menjadi tentara.
Tapi lebih dari setahun yang lalu saya ditembak sebanyak lima kali.
Setelah itu saya harus kembali ke Inggris, saya merangkak dalam jurang
kemiskinan, dan saya tidak ingin terus hidup," ucapnya.
"Sulit
bagi masyarakat untuk memahami. Hidup saya runtuh. Saya berjuang untuk
mencari pekerjaan, saya tidak bisa membayar sewa, sehingga saya pergi
ke asrama tunawisma. Dalam beberapa hari medali saya dicuri,"
lanjutnya.
Menurut
mantan pensiunan pasukan elit Inggris, SAS, Mayor Ken Hames, apa yang
dituturkan oleh Mark bukanlah omong kosong. "Ini akan mengejutkan anda,
mengetahui banyak tentara yang tidak hidup dengan layak," ucapnya.
"Dalam
satu pekan di Bristol baru-baru ini, saya membantu 90 mantan tentara
yang tinggal di jalanan. Salah satu dari mereka meninggal dunia karena
sakit parah. Itu kondisi di perkotaan, di daerah pedesaan itu diyakini
lebih buruk," jelas Ken.
http://www.tribunnews.com/2011/12/30/ribuan-tentara-inggris-jadi-gelandangan-sepulang-tugas