Senin, 25 Juni 2012

Astronot Perempuan Pertama Cina ke Ruang Angkasa

Kemungkinan ini merupakan satu sinyal politik kesetaraan. Dalam misi ruang angkasa selama 13 hari ini akan dilakukan satu manuver rumit.

Hari Sabtu (16/06), pesawat ruang angkasa Shenzhou 9 dengan tiga astronot direncanakan akan lepas landas dari stasiun ruang angkasa di Jiuquan di Gurun Gobi. Misi penerbangan berawak ke empat yang diluncurkan Cina ini merupakan yang terpanjang dan paling rumit.
 
 
Dalam misi selama 13 hari ini, direncanakan untuk pertama kalinya akan dilakukan pengaitan secara manual pesawat Shenzhou 9 dengan Tiangong 1, yang telah mengorbit sejak September 2011. Juga direncanakan untuk pertama kalinya astronot akan tinggal beberapa hari di dalam modul luar angkasa Tiangong 1atau Istana Surgawi. 
 
Jika rencana ini berhasil maka ini merupakan langkah penting bagi rencana Cina untuk membangun satu stasiun antariksa milik sendiri yang lebih besar.
 
Perempuan untuk Tugas Khusus
Dua tim yang masing-masing terdiri dari satu astronot perempuan dan pria sebelumnya telah melakukan persiapan penerbangan luar angkasa. Pilot perempuan Liu Yang berada di Tim A dan di Tim B Wang Yaping. Liu Yang, yang berusia 33 tahun, dikatakan memiliki saraf baja. Surat kabar Cina Dahebao melaporkan satu insiden berbahaya yang dialami Liu Yang. 
 
Saat pesawat jet yang dipiloti Liu Yang lepas landas, pesawat bertabrakan dengan sekawanan merpati dan dua merpati tersedot ke dalam lubang ventilasi. Dilaporkan Liu Yang bereaksi dengan sangat baik, berbalik dan mendaratkan pesawat dengan selamat setelah terbang selama 11 menit. Liu Yang merupakan lulusan institut penerbangan di Changchun di timur laut Cina.
 
Saingan Liu Yang untuk menjadi astronot Cina di luar angkasa, Wang Yaping, yang berusia 34 tahun, juga merupakan seorang perempuan yang mampu mengemban tugas khusus. Setelah gempa dasyat di provinsi Sichuan pada tahun 2008, ia bertugas sebagai pilot dalam misi penyelamatan. 
 
Di tahun yang sama saat digelarnya Olimpiade di Beijing, kru cadangan Wang Yaping terbang sebagai “pembuat hujan“. Dari udara, iodida perak disebarkan ke awan untuk mendatangkan hujan di ibukota Cina.
 
“Perempuan dapat memanggul setengah dari langit,“dikatakan pendiri Republik Rakyat Cina Mao Zedong mengenai kesetaraan hak. Kini, kata-katanya memiliki satu arti baru.
 
Membangun Percaya Diri Cina
Menurut pakar Cina dan antariksa Joan Johnson-Freese dari US Naval War College di Newport, dengan mengirim astronot perempuan Cina ingin menunjukkan dua hal: keberhasilan program ruang angkasa mereka serta pentingnya kehumasan. Dengan ini, Cina akan mendapat perhatian dunia. 
 
Dan di dalam negeri sendiri, keterlibatan perempuan dalam misi antariksa akan lebih menarik perhatian dan dukungan bagi program ruang angkasa Cina, dikatakan Joan Johnson-Freese.
 
Seperti dilaporkan Deutche Welle, direncanakan Shenzhou 9 akan meluncur antara pukul 08 – 10 UTC. Pada ketinggian 343 kilometer, dua astronot akan pindah ke “Istana Surgawi” untuk memeriksa sistem pendukung kehidupan. Ini merupakan persyaratan penting bagi pengembangan stasiun luar angkasa yang jauh lebih besar. 
 
Sampai tahun 2020, Cina merencanakan akan mengembangkan satu modul ruang angkasa seberat 60 ton. Namun menurut Joan Johnson-Freese, terjadi keterlambatan dalam pembuatan roket jenis Long March 5, roket yang diperlukan untuk misi penerbangan.
 
Sumber